KALIMAT EFEKTIF
- KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
2. KESEJAJARAN
- Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
- Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
- Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
- Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
3. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
- KESALAHAN KALIMAT
Kesalahan kalimat meliputi
kesalahan urutan kata dan penghilangan fungtor kalimat. Perhatikanlah
contoh-contoh kesalahan urutan kata dan kesalahan karena penghilangan fungtor
kalimat di bawah ini.
Kesalahan Urutan Kata
(1) Di sekolah-sekolah
sering kita mendengar lagu “Indonesia Raya”.
(2) Diajarkan kepada mereka
hal-hal baru mengenai dunia botani.
(3) Bisa juga guru
membiarkan murid-muridnya berkembang sendiri.
Kesalahan karena
Penghilangan Fungtor Kalimat
a. Penghilangan
Subjek
(1) Memberikan rangsangan
agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya.
(2) Bila miskin, otomatis
tidak dapat membangun secara serius.
(3) Dalam hal yang demikian,
memang sering menemui kesulitan yang susah diatasi.
b. Penghilangan
Predikat
(1)Mereka sebagai pusat
informasi bagi siswanya.
c. Penghilangan Objek
(1) Seorang guru harus
mampu mengajar, mendidik, dan melatih.
(2) Guru bukan hanya
mengajari siswa, melainkan mendidik agar menjadi manusia siap pakai.
(1) Baik dalam pembangunan
bidang keilmuan, niulai-nilai, dan keterampilan.
(2) Mulai dari tingkat yang
paling dasar sampai yang paling tinggi.
- PENALARAN KALIMAT
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Macam- Macam Jenis Penalaran ada dua, yaitu:
INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan
menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan
umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Contoh:
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
DEDUKTIF
Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari
suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan
menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat
diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf
kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
- KEHEMATAN DAN EKONOMI BAHASA
Konsep ekonomi bahasa pada hemat saya termasuk dalam strategi pemilihan kata, yakni
kecermatan (di sampingketepatan dan keserasian). Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan
dengan kemampuan memilih kata yang benar-benar diperlukan untuk mengungkapkan
gagasan tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, kita dituntut untuk
mampu memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-kata yang dapat
menyebabkan kemubaziran, juga penggunaan kata yang berlebihan atau
berbunga-bunga.
Dalam kaitan itu, yang dimaksud ekonomi bahasa
adalah kehematan dalam penggunaan unsur-unsur kebahasaan. Dengan demikian,
kalau ada kata atau ungkapan yang lebih singkat, kita tidak perlu menggunakan
kata atau ungkapan yang lebih panjang karena hal itu tidak ekonomis.
Misalnya:
disebabkan oleh fakta -> karena
mengajukan
saran -> menyarankan
melakukan
kunjungan -> berkunjung
mengeluarkan pemberitahuan -> memberitahukan
- DAFTAR KONJUNGSI BAHASA
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa
atau lebih.
Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Jenis-jenis konjungsi:
1. Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( = konjungsi setara )
Macam-macam:
- dan (menyatakan penambahan)
- tetapi ( menyatakan perlawanan)
- atau ( menyatakan pemilihan )
b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat )
Macam-macamnya:
- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
- bahwa ( menyatakan penjelasan ).
c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau …
- entah … entah …
- jangankan …, …pun .
2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Jenis-jenis konjungsi:
1. Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( = konjungsi setara )
Macam-macam:
- dan (menyatakan penambahan)
- tetapi ( menyatakan perlawanan)
- atau ( menyatakan pemilihan )
b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat )
Macam-macamnya:
- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
- bahwa ( menyatakan penjelasan ).
c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau …
- entah … entah …
- jangankan …, …pun .
2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
- DAFTAR PREPOSISI BAHASA
Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di
depan nomina, adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai berbagai hubungan
makna antara konstituen di depan dan di belakang preposisi tersebut.
Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan
kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan. Umpama kata-kata
di, dengan dan oleh pada kalimat berikut:
1.
Kakek tinggal di desa.
2.
Nenek menulis dengan
sepidol.
3.
Jembatan ini dibangun
oleh pemerintah.
Dilihat dari fungsinya, kata depan menyatakan hal-hal berikut:
·
Tempat berada, yaitu;
di, pada, dalam, atas dan antara.
·
Arah asal, yaitu;
dari.
·
Arah tujuan, yaitu;
ke, kepada, akan, dan terhadap.
·
Pelaku, yaitu; oleh.
·
Alat, yaitu; dengan
dan berkat.
·
Perbandingan, yaitu;
daripada.
·
Hal atau masalah,
yaitu; tentang dan mengenai.
·
Akibat, yaitu; hingga
dan sampai.
·
Tujuan, yaitu; untuk,
buat, guna, dan bagi.
SUMBER :
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar