Pendidikan di Indonesia

Indonesia merupakan Negara Berkembang yang mempunyai kelebihan dan kekurangan pada sistem pendidikannya. Belum lama ini, peringkat pendidikan Indonesia di Dunia menurun. Pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat 63 di Dunia. Namun, pada tahun ini Indonesia turun 1 peringkat menempati urutan 64.

Dari sini kita sudah bisa memahami bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang. Banyak faktor yang mempengaruhinya, yang pertama dan yang utama adalah, biaya pendidikan di Indonesia tergolong masih mahal. Dari Taman Kanak – Kanak hingga Perguruan Tinggi, hampir tidak ada perbedaan antara sekolah swasta dan sekolah negeri. “Sama – sama mahal” kata mereka. Mereka yang dimaksud adalah orang tua murid yang ingin menyekolahkan anak – anaknya. Kasus ini membuat masyarakat miskin tidak mempunyai pilihan lain kecuali tidak menyekolahkan anak – anak mereka.
Sebenarnya, pemerintah telah membuat program wajib belajar 12 tahun dan telah menyediakan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Namun, program wajib belajar 12 tahun membutuhkan biaya Rp. 46 trilyun. Dan lagi – lagi, pemerintah Indonesia tidak dapat menghilangkan budaya “tidak konsisten” yang membuat program ini bagai menggantung ke arah tak menentu.

Yang kedua, adalah para pengajar. Guru hampir sepenuhnya berpengaruh pada system pendidikan di Indonesia, namun belakangan diketahui bahwa 49,3% guru di Indonesia belum sarjana. Dari segi kualitas bisa dikatakan masih rendah. Guru dengan kualitas baik enggan diletakkan di desa – desa terpencil. Padahal seharusnya dilakukan pemerataan oleh pemerintah.

Yang ketiga, dan yang paling sering terjadi adalah keotoriteran orangtua. Maksudnya adalah, banyaknya orang tua yang memaksa anaknya untuk menjadi sesuatu, untuk memilih jurusan sesuatu. Keterpaksaan menjalankan sesuatu menjadikan sesorang menjadi tidak nyaman dan enggan melanjutkannya. Banyak anak yang tidak melanjutkan sekolahnya karena jurusan yang ia ambil adalah paksaan dari orangtuanya. Seharusnya orangtua bisa memahami keinginan anak – anak mereka, apabila anak – anak nyaman di tempat yang sesuai keinginan mereka pasti mereka akan berusaha menyelesaikan sekolah mereka dengan tepat waktu. Hal ini secara tidak disadari akan memajukan pendidikan di Indonesia.

Dan yang terakhir adalah fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan memang sangat erat kaitannya dengan biaya pendidikan. Bisa dilihat sekolah di pedesaan dengan di perkotaan fasilitasnya berbeda jauh. Di perkotaan, sekolah sudah dilengkapi fasilitas wifi agar siswa lebih mudah mengakses internet untuk pembelajaran. Di pedesaan, bahkan, ada sekolah yang tidak mempunyai atap. Sangat drastis memang perbedaannya. Seyogyanya, Bantuan Operasional Pendidikan disebarkan secara merata oleh pemerintah dan tepat waktu agar masyarakat di pedesaan mendapat tempat yang layak untuk menimba ilmu. Bisa disimpulkan bahwa, mau atau tak mau dasar dari pendidikan di Indonesia adalah uang.

Sementara banyaknya kekurangan pada system pendidikan di Indonesia, bukan berarti siswa – siswi Indonesia tidak dapat membanggakan bangsanya. Mereka mempunyai prestasi di kancah nasional bahkan internasional. Seperti contohnya, Siswa SMK di Jakarta mendapat prestasi di Ajang World Skills Competition 2013 di Leipzig, Jerman. Siswa SMK yang sering dipandang setengah mata oleh masyarakat pun membuktikan bahwa mereka bisa menembus ajang internasional.

Di kancah nasional, empat orang siswa Madrasah Ibtidaiyah di daerah Probolinggo berhasil menciptakan Robot Penyiram Tanaman. Dengan bertekad menyelamatkan lingkungan sekitar, anak kelas 4 dan 5 itu berhasil membuat bangga. Hanya dengan biaya Rp. 600 ribu mereka dapat membuat robot penyelamat lingkungan tersebut.

Kembali ke masalah pendidikan di Indonesia, sepertinya dibutuhkan lembaga dan masyarakat yang membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana pendidikan, dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Dukungan masyarakat, lembaga sosial, dan lembaga pers memiliki fungsi dalam meningkatkan pemahaman pentingnya pendidikan melalui penyebaran informasi. Oleh karena itu, lembaga tersebut mempunyai tugas untuk meningkatkan dukungan tersebut dengan cara bekerja sama dengan pihak masyarakat, lembaga sosial, dan pers. Dengan demikian informasi seputar perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dapat tersalurkan dengan mudah.


Sumber            : http://www.kampus.okezone.com dan http://www.edukasi.kompasiana.com 
                         


Pendapat         : Indonesia memang sudah sepatutnya lebih memperhatikan hak anak – anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan lebih layak. Layak dalam hal fasilitas sekolah, pengajar dan kualitas dari isi pendidikan itu sendiri. Anak – anak Indonesia memiliki bakat yang sebenarnya luar biasa apabila digali lebih dalam. Dari sinilah kita mengharapkan pemerintah turun tangan langsung memperbaiki pendidikan di  Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TULISAN TOU 2 MINGGU [1]

TULISAN TOU 2 MINGGU [2]

Teknologi Informasi