Kehadiran Mobil "Murah" di Indonesia

Meski terjadi banyak penolakan, perusahaan – perusahaan asing tetap gencar meperkenalkan mobil murah ramah lingkungan atau yang disebut Low Cost Green Car (LCGC). Masing – masing produsen menjelaskan kelebihan  mobil yang mereka produksi secara besar - besaran. Sampai saat ini, ada 5 nama produsen mobil terkemuka yang memproduksi mobil murah ramah lingkungan, yaitu, Toyota, Honda, Daihatsu, Datsun, dan Suzuki.
Daihatsu dengan Ayla-nya
Honda Brio Satya

Toyota dengan Agya-nya
Toyota produsen dari Agya, membeberkan alasan mengapa mereka bisa memproduksi mobil murah, yaitu karena insentif pajak dari regulasi baru yang diluncurkan pemerintah terkait mobil murah ramah lingkungan. Bukan karena material murah dan spek yang rendah. Komponen yang digunakan mobil – mobil tersebut 80% berasal dari Indonesia, sehingga, hal ini bisa mencegah masuknya mobil – mobil murah produksi Thailand.

Pemerintah bertujuan menumbuhkan industri automotif dalam negeri untuk menghadapi kemajuan dunia. Pemerintah ingin meningkatkan dari sisi industri, salah satu pemikiran dari Departemen Perindustrian adalah bagaimana caranya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. dengan meningkatnya skala industri dalam posisi tersebut maka sisi lain yang juga di dapat adalah timbulnya kesempatan pekerjaan, investasi yang bertambah, ekspor meningkat, dan berbagai macam hal lain yang juga mengikuti perkembangan.

Mobil LCGC juga memberikan dampak positif, yaitu, kebijakan memproduksi mobil ini dinilai hanya memberikan keuntungan bagi agen pemegang merek semata. Tidak sesuai dengan namanya, mobil murah ramah lingkungan, mobil – mobil ini akan tetap menggunakan bahan bakar non subsidi sekelas Pertamax, bukan biofuel atau hibrida.

Proyek pemerintah menciptakan mobil LCGC ini sangat bertolak belakang dengan statement  langkah mengatasi kemacetan di Jakarta yang pernah dibuat oleh wakil presiden, Budiono, yaitu membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan penggunaan BBM. Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa pemerintah tidak konsisten atau mungkin sengaja tidak konsisten. Dengan munculnya mobil “murah” yang seperti kacang goreng saat ini, tentunya penggunaan BBM semakin melonjak.

Sangat mungkin pengguna sepeda motor berpindah haluan menggunakan mobil LCGC, dan tak bisa dipungkiri kemacetan di Jakarta akan bertambah parah. Lahan parkir yang disediakan tidak cukup menampung ribuan mobil yang diproduksi, akhirnya mobil – mobil ini akan memakan bahu jalan. 


Dengan kisaran harga Rp. 90 – 100 juta, banyak pihak mengatakan mobil LCGC tidak bisa disebut mobil murah. Dengan harga seperti itu, kita bisa membeli mobil bekas yang berukuran besar dapat menampung lebih banyak penumpang. Mobil LCGC tidak sepenuhnya membantu keluarga – keluarga kecil golongan menengah kebawah yang ingin mempunyai mobil. Justru kalangan atas yang ingin menambah “koleksi” dirumah yang sepertinya akan membeli mobil ini.



Pendapat :  Adanya mobil murah ini, seharusnya ditujukan kepada keluarga  - keluarga muda yang belum memiliki mobil. Agar tujuan untuk memberikan mobil murah ini tidak salah sasaran, sebaiknya pembeli mobil  ini diberikan syarat khusus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TULISAN TOU 2 MINGGU [1]

TULISAN TOU 2 MINGGU [2]

Teknologi Informasi